Sebelum munculnya pandemic COVID-19 di penghujung 2019, dunia telah menyusun program global “Sustainable Development Goals (SDGs)” yang meliputi 17 goals/tujuan dan 169 target untuk dicapai pada tahun 2030. Dalam perjalanannya masih banyak program SDGs, terutama SDGs Ketika yaitu di bidang Kesehatan masih banyak belum mencapai sasaran. Angka malnutrisi pada ibu dan anak masih rendah sehingga secara nasional target penurunan stunting belum mencapai sasaran secara memuaskan. Padahal dampak stunting terhadap daya pikir anak cukup memprihatinkan. Angka tuberculosis di Indonesia sebagai salah satu anggota G20 juga masih tinggi, belum lagi peningkatan resistensi terhadap obat. Di samping penyakit menular, tingkat insiden kanker serviks sebagai contoh penyakit tidak menular juga belum memperlihatkan tanda penurunan padahal salah satu sasaran SDGs 2030 adalah eliminasi kanker serviks. Hingga kini kanker serviks masih menjadi kasus kanker tersering pada wanita dan biaya pengobatannya masih menjadi beban BPJS.
Di tahun 2022, Indonesia mendapatkan tugas sebagai G20 Presidency yang merupakan momentum penting dalam mencapai tiga tujuan utama yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan. Di bidang Kesehatan, Indonesia presidency diharapkan bisa memprioritaskan munculnya “global manufacture hubs” untuk vaksin, terapeutik, dan diagnostik ke negara-negara berkembang. Kedua, prioritas untuk berbagi ilmu pengetahuan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap krisis kesehatan.
Transisi demografi telah mengubah struktur penduduk di Indonesia yang diperkirakan akan mengalami akhir Bonus Demografi (BD) di tahun 2015-2030. Selama tahun 1990-2016, profil beban penyakit bergeser dari yang didominasi oleh penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit kanker, jantung, metabolik seperti diabetes dan obesitas. Munculnya PTM ini menjadi urgen di era COVID-19, dimana risiko kematian lebih tinggi pada populasi yang memiliki komorbid PTM. Maka Diperlukan upaya promotive-preventive yang dilaksanakan secara terintegrasi sehingga sejumah risiko penyakit ... dapat dikendalikan, terutama penyakit tidak menular (PTM) yang menunjukkan pergeseran pola, dari yang sebelumnya lebih banyak kasus menular, yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas di Indonesia dan di dunia.
Dalam mencapai sasaran SDGs bidang Kesehatan pun tidak mungkin diselesaikan oleh sector Kesehatan saja, tetapi juga melibatkan sector Pendidikan dan ekonomi. Oleh karenanya Kerjasama lintas ilmu menjadi keniscayaan sehingga perlu tumbuh ekosistem penelitian hingga hilirisasi hasil penelitian yang bisa dinikmati oleh masyarakat melalui program pengabdian masyarakat (community services).
Mengingat urgensi menjawab tantangan sasaran SDGs pada kesempatan kali ini Universitas YARSI bermaksud ingin mengadakan suatu rangkaian acara ilmiah sebagai media pertukaran ilmu, menginspirasi dan memotivasi sivitas akademik demi tercapainya sasaran SDGs dan berkontribusi dalam G20 Presidensi Indonesia tahun 2022 . Kegiatan yang akan diadakan terdiri atas dua kegiatan, yaitu Seminar Nasional “Road to SDGs and G20 Presidency thru Tech innovation, Community Services, Biomedical and Social Science Research” dan “Diseminasi Hasil Penelitian”. Melalui “BASC 2022” diharapkan dapat menambah wawasan para peserta serta memberi motivasi kepada para dosen dan peneliti untuk terus berinovasi dalam mengembangkan riset iptek yang untuk membuat terobosan agar sasaran SDGs dapat tercapai di tahun 2030. Untuk itu upaya kolaborasi dan sinergi antara komunitas peneliti, pembuat kebijakan, lembaga swadaya masyarakat, donatur dana penelitian, dan industri perlu dibangun agar pemberdayaan masyarakat bisa berjalan secara berkelanjutan. Sementara itu, melalui kegiatan “Diseminasi Hasil Penelitian” diharapkan dapat menjadi wadah untuk para peserta dalam mempresentasikan hasil penelitiannya, brainstorming ilmu kepada para peneliti lain, serta mempublikasikan hasil penelitian pada jurnal-jurnal nasional maupun internasional.
Seminar Nasional “Road to SDGs and G20 Presidency thru Tech innovation, Community Services, Biomedical and Social Science Research” bertujuan untuk menambah wawasan dalam pemetaan masalah atau tantangan untuk mencapai sasaran SDGs terutama di era COVID-19 serta motivasi para dosen serta peneliti untuk terus berpikir inovatif untuk menghasilkan terobosan yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Diseminasi Hasil Penelitian bertujuan untuk memfasilitasi para peneliti untuk dapat mempublikasikan hasil penelitiannya pada jurnal-jurnal nasional maupun internasional terindex Scopus maupun Non-Scopus sehingga dapat diakui secara nasional maupun internasional.
Rektor Universitas YARSI
Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI
Topik: Masa depan ekosistem penelitian Indonesia pasca Covid-19 dalam bidang biomedis dalam mencapai sasaran SDG’s Kesehatan dan Presidensi G20Kepala Bappenas RI
Topik: Pemetaan dan upaya menjawab tantangan pembangunan nasional dalam upaya mencapai sasaran SDGs dan berkontribusi dalam Presidensi Indonesia G20 2022Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat
Topik: Kontribusi penelitian universitas dan skema pendanaan penelitian di era kampus merdeka dalam mencapai sasaran SDGs dan Presidensi G20Tanoto Foundation
Topik: Merancang penelitian dan pelayanan berbasis masyarakat sebagai aktor utamaPoliteknik Kesejahteraan Sosial Bandung
Topik: Merancang penelitian dan pelayanan berbasis masyarakat sebagai aktor utamaKepala Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Yarsi
Topik: Tantangan Penelitian dan pelayanan masyarakat Lintas Disiplin dalam mencapai pemberdayaan masyarakatAbstract Submission Deadline
Accepted Notifications Abstract Deadline
Registration and Payment Deadline
Conference Date
Full Paper Submission Deadline